![]() |
Suasana vaksinasi Covid-19 di Wilayah ITC Depok, Jawa Barat, Senin (18/7). (Sumber foto: Atiyyah Rahma) |
Jakarta (BINGKAI
News) - Meskipun vaksinasi covid-19 dari Pemerintah ini gratis, ternyata
masih banyak warga yang tidak mau divaksinasi. Menurut salah satu mahasiswi Kedokteran
Universitas Sriwijaya, hal ini dikarenakan masih banyak warga meragukan
efektivitas dari vaksin tersebut.
“Masih ada masyarakat yang
tidak mau divaksin karena banyak informasi yang tidak valid tersebar
mengenai vaksin sehingga masyarakat menjadi kurang teredukasi,” kata Agrinia
(22), Mahasiswi Kedokteran Universitas
Sriwijaya di Palembang, Minggu (25/7).
Menurutnya masih banyak orang-orang tidak percaya virus
covid-19 itu nyata sehingga mereka memilih untuk tidak divaksin karena merasa
masih baik-baik saja. Selain itu, proses pembuatan dan kandungan vaksin
dianggap tidak sesuai dengan ajarannya kepercayaan beberapa masyarakat.
“Solusinya ya kita harus tau dulu alasan seseorang itu tidak
mau divaksin, kemudian kita pelan-pelan mengedukasinya, beritahu terlebih
dahulu bahaya virus covid-19 itu, selanjutnya baru kita kasih tau manfaat
vaksin ini. Apabila masih banyak masyarakat yang ragu dengan vaksin disebabkan
oleh hoax, maka salah satu solusinya adalah memberikan informasi yang valid
dari sumber yang tepercaya,” ujarnya.
Kemudian, ia juga berpendapat bahwa prosedur pemerintah yang
menjalankan program covid-19 sejauh ini cukup baik, di beberapa Fasilitas
Kesehatan (Faskes) telah menggunakan
sistem online. Meskipun belum semua faskes yang menggunakan sistem tersebut
tetapi diminimalisir dengan tempat faskes vaksinasi diperbanyak agar tidak
terjadi kerumunan.
Di tempat yang berbeda, menurut Billy Muhairi (30), alasan
masih banyak masyarakat yang tidak mau karena kurangnya sosialisasi pemerintah
kepada masyarakat mengenai vaksinasi sehingga masih banyak masyarakat yang belum
mengerti manfaat dari vaksin ini.
“Orang yang tidak mau divaksinasi itu akan merepotkan, bukan
hanya pemerintah tapi diri mereka sendiri juga karena vaksinasi itu akan
membentengi kita dari Covid, jadi kalau mereka tidak mau itu aneh dan yang rugi
mereka sendiri,” ujar Billy di Bogor.
Berbeda dengan pendapat lainnya, warga Depok Risda Nadiva (23) mengatakan
bahwa sesorang yang tidak mau divaksinasi tidak semata-mata hanya karena tidak
percaya efektivitas dari vaksin covid-19 ini, tetapi ada beberapa faktor juga
seperti penyakit tertentu yang memang tidak dapat divaksin.
“Saya belum berminat divaksinasi karena kepentingan saya
tidak terlalu mendesak untuk divaksin, saya bukan seperti orang-orang pekerja
yang sering keluar dan saya saat ini masi di rumah saja dan vaksinasi itu
ngantrinya juga penuh dan malas menunggunya,” katanya.
Risda juga berpendapat mengenai program vaksinasi yang
dijalankan oleh pemerintah, menurutnya cukup baik dan teratur saat dilihat di
Sosial Media dan Televisi. Akan tetapi, kenyataan di lapangan tidak semuanya
teratur seperti itu. “Kenyataanya di Lapangan masih banyak orang antri
berkerumun sehingga berdesak-desakan dan tidak jaga jarak akhirnya,” ujarnya.
Mesikpun tidak mau divaksinasi, Risda tetap menjaga protokol
kesehatan dan tidak berpergian kemanapun apabila itu bukanlah hal-hal yang
penting. Ia juga mengingatkan apabila masyarakat yang memiliki kesempatan dapat
vaksinasi maka segera dilakukan dan tetap menjaga prokes tentunya.
Komentar
Posting Komentar